Global Notification

Mau Menulis Karya Mu Disini Sendiri? Klik Disini

- Chapter 71 (Buku Harian Cauthelia)

Lihat semua chapter di

Baca cerita Kembalilah Chapter 71 (Buku Harian Cauthelia) bahasa Indonesia terbaru di Storytelling Indo. Cerita Kembalilah bahasa Indonesia selalu update di Storytelling Indo. Jangan lupa membaca update cerita lainnya ya. Daftar koleksi cerita Storytelling Indo ada di menu Daftar Cerita.

BUKU HARIAN CAUTHELIA (BAGIAN 7)


Satu jam kemudian, dengan wajah yang masih lesu, ia memandangku, ada kepuasan terlihat di wajah gadis itu, sesekali ia tersenyum manja kepadaku. Aku pun membelai rambutnya dengan lembut, kebersamaan ini akan berakhir cepat, ujarku dalam hati, sebentar lagi ia pasti akan pulang ke Semarang.




Aku mendekapnya dengan hangat, ya kurasakan desiran cinta di setiap centimeter tubuhnya seakan menyeruak menembus ke dalam kulitku. Hangat dekapannya membuatku semakin menyadari, bahwa semakin sering aku melakukan ini dengan Cauthelia, semakin aku mencintai dan menyayanginya, tidak ada gadis lain bagiku, selain Cauthelia kini.

Membaca satu persatu buku hariannya membuatku semakin tahu, betapa aku dulu sangat tidak peduli dengan gadis ini, tetapi ia tetap berusaha untuk mencintaiku dengan sepenuh hati. Tiga tahun adalah waktu yang harus ia bayar tanpa pernah menatap wajahku, atau hanya untuk berbicara denganku.

Hal yang paling membuatku tersentuh adalah, bagaiamana ia sengaja meminum susu yang kuberikan, padahal ia tahu ia pasti sakit, dan ia malah sengaja berlari di bawah hujan kalau ia juga tahu bahwa ia bisa saja terserang asma. Cinta gadis ini jauh lebih besar dan dewasa ketimbang umurnya.




Siang itu, di rumahku lagi, entah berapa kali aku menyatakan perasaanku yang sebenarnya kepada gadis ini. Ya aku mencintainya, tetapi ia bukan kekasihku, secara formal. Tetapi hatiku selalu mengakui gadis ini sebagai kekasihku, tidak ada yang lain, bahkan posisi Cauthelia belum digantikan oleh Nadine, meskipun kuakui aku juga mencintai gadis itu.

Seperti biasa, Cauthelia langsung menuju ke dapur, hanya dengan menggunakan kemeja milikku dan ia mengenakan apron yang terlihat sangat menggoda. Luar biasa godaan gadis ini, ujarku dalam hati, hanya saja aku menyadari dia bukanlah Istriku, ya ia hanyalah orang yang kucintai dan ia mencintaiku, tetapi aku belum memilikinya secara sah.

Hari ini Cauthelia memasak semur ayam cukup lama memang, jujur saja semur ayam adalah salah satu makanan yang tidak pernah aku sentuh ketika Bundaku memasakannya untukku. Keadaan berbeda saat Cauthelia yang memasak, rasa bumbu yang berbeda racikan tangan ajaib gadis itu mampu membalikkan pemikiranku mengenai semur ayam. Semua makanan yang ia masak sangatlah enak, apapun itu, jujur saja gadis ini sudah membiusku jauh lebih dalam lagi.

Setelah menyelesaikan makan siang kami, Cauthelia pun merapikan semuanya, sementara aku hanya di dapur dan menemaninya. Sesekali ia memandangku dengan wajah yang memerah, aku pun tersenyum kepada gadis itu. Setelah beberapa menit ia pun menyelesaikan pekerjaannya dan menuju arahku, ia langsung memelukku dengan manja.

Rasa nyaman itu kembali aku dapatkan, saat ia mendekapku dengan hangat, ya rasa yang amat sangat aku rindukan. Perhalan kubelai rambut gadis ini dan kuusap pelan kepala gadis itu lalu kucium keningnya, tetapi reaksi gadis tersebut malah berbeda dari yang kuharapkan

Setelah hampir satu jam berlalu, ia akhirnya tertidur di atas dadaku lagi, di sofa ruang tengah ini. Elya, sebenarnya aku juga tidak ingin kau pergi dariku, tetapi apa daya, ia harus pulang hari ini, dan mungkin ini adalah caranya untuk melepas rindu yang mungkin ada di dalam hatinya kini.

Kuletakkan gadis itu perlahan di sofa, sementara aku berjalan ke atas untuk mengambil diary Cauthelia yang menyisakan 2 bagian lagi yang harus kubaca. Kubawa diary itu turun ke bawah dan aku duduk di seberang gadis yang sudah kuselimuti tersebut, hujan masih deras mengguyur bumi, suasana dingin makin terasa menusuk siang ini.




Aku tertegun membaca bagian itu, entah mengapa air mataku tiba-tiba mengalir, ada keharuan yang luar biasa menyelimuti hatiku saat membacanya, Elya, kau tidak perlu sebegitunya untuk menarik perhatianku, ujarku dalam hati. Kuhampiri lagi gadis yang sedang tertidur pulas itu dan kubelai lagi kepalanya, is brea liom tu, bisikku lembut tepat di telinganya.

Ia tidak bergerak, ia masih tertidur pulas saat aku mengatakan itu di telinganya, kupikir ia akan terjaga seperti tadi, ternyata tidak. Ia malah menarik lagi selimutnya dan masih tertidur pulas saat itu, aku hanya memandangnya sambil tersenyum kepada gadis bertubuh sintal itu.

Kusadari, begitu besar perjuangan dan pengorbanan Cauthelia hingga ia bisa benar-benar bertemu denganku, sampai ia rela mengorbankan dirinya agar bisa bertemu denganku, hanya untuk dekat denganku. Bagaimana dengan aku? Aku hanya terpaku kepada rasa cintaku yang naif kepada Aerish yang saat itu tidak pernah kutahu apakah ia membalas cintaku atau tidak.

Kusadari, betapa bodohnya aku tidak pernah mau membuka hatiku kepada gadis sesempurna Cauthelia yang sudah mencintaiku sangat tulus, entah apa sebutan yang cocok untuk laki-laki sepertiku, yang menyia-nyiakan cinta seorang gadis yang tulus seperti Cauthelia.




Cauthelia lalu berdiri, ia menahan selimut di dadanya, ia menghampiri Aerish dan menjulurkan tangan kanannya kepada Aerish, dengan wajah yang sangat bersedih, Aerish menjabat tangan kanan Cauthelia, setelah itu ia memeluk Aerish dengan hangat. Dalam pelukannya ia meminta maaf kepada Aerish karena sudah mengganggu hubungannya denganku.

Tags: baca cerita Kembalilah Chapter 71 (Buku Harian Cauthelia) bahasa Indonesia, cerpen Kembalilah Chapter 71 (Buku Harian Cauthelia) bahasa cerpen Indonesia, baca Chapter 71 (Buku Harian Cauthelia) online, Chapter 71 (Buku Harian Cauthelia) baru ceritaku, Kembalilah Chapter 71 (Buku Harian Cauthelia) chapter, high quality story indonesia, Kembalilah cerita, cerpen terbaru, storytelling indonesia, , Storytelling

Cerita Lainnya Yang Mungkin Anda Suka

Comments (0)

Sorted by