Global Notification

Mau Menulis Karya Mu Disini Sendiri? Klik Disini

- Chapter 53 (Masa Terberat Harus Dilalui)

Lihat semua chapter di

Baca cerita Kembalilah Chapter 53 (Masa Terberat Harus Dilalui) bahasa Indonesia terbaru di Storytelling Indo. Cerita Kembalilah bahasa Indonesia selalu update di Storytelling Indo. Jangan lupa membaca update cerita lainnya ya. Daftar koleksi cerita Storytelling Indo ada di menu Daftar Cerita.

MASA TERBERAT HARUS DILALUI, BISAKAH? (BAGIAN 3)


Bersama dengan Nadine, aku bertolak menuju ke rumahku, saat aku ingin masuk ke dalam mobil tersebut, keenam silinder terkompresi milik J08E-UF sudah menderu, berarti mereka sudah siap berangkat saat ini. Semoga tepat waktu, doaku dalam hati, mobil ini memang cukup lincah, L13A I4 sangat cocok digunakan dalam mobil ini. Tidak butuh waktu lama, aku pun tiba di rumah ayahku.

Aku langsung naik menuju ke kamarku, aku langsung mencari dimana cincin dan juga gelang yang waktu itu pernah kubeli, yang tadinya kupersiapkan untuk gadis yang paling aku cintai, bukan untuk Aerish, tetapi untuk wanita yang kucintai. Sepuluh menit aku mencari, tetapi aku tidak kunjung menemukan apa yang kucari.

Aku berusaha keras mengingat dimana kusimpan kedua benda tersebut, dan setelah kuingat, aku menyimpannya di salah satu laci di lemariku, saat kubuka lemari, aku melihat ada dua buah sweater yang belum pernah kugunakan, seraya aku mengambil cincin dan gelang, aku pun mengemasi dua sweater tersebut.

Wangi Cauthelia masih tersisa di kamarku, hal itu benar-benar mengingatkanku dengan peristiwa semalam. Tidak Tama tidak, aku lalu menggelengkan kepala, aku berusaha mengikhlaskannya, tetapi itu sangat sulit. Aku lalu berusaha untuk tidak memikirkannya dan kembali ke mobil.




Secepat kilat, aku kembali lagi ke rumah, aku mengambil E38 milik Ayahku yang terparkir manis di garasi. Aku mengganti mobil yang kugunakan dari Honda Jazz ke E38. Nadine menelepon Cauthelia, ia mengatakan bahwa mobilnya sudah memasuki tol. Dengan segera kupacu E38 ini secepat mungkin menuju tol.

Seratus-enam-puluh-empat Kilometer per Jam, kecepatanku saat aku mengejar keluarga Cauthelia sebelum mereka tiba di semarang. Sepanjang perjalanan aku belum melihat mobil Mercedes Benz W220, saat ditelepon Nadine kudengar tangisan Cauthelia yang membuatku semakin pilu.

Beberapa menit kemudian, kulihat rombongan keluarga Cauthelia di depanku. Ayahnya menyetir cukup cepat, sekitar seratus Kilometer per jam, aku menyamainya dan aku meminta gadis itu untuk menepi sejenak di bahu jalan. Kedua orang tua Cauthelia menyetujui untuk berhenti di rest area kilometer 19. Aku melaju di belakang truk kargo yang membawa barang mereka.

Sejalan kemudian, sekitar sepuluh menit berlalu, tibalah kita di rest area kilometer 19, aku segera memarkir mobil Ayahku di sebelah W220 milik Ayahnya Cauthelia. Gadis itu keluar dari pintu kanan belakang mobil tersebut, ia langsung merangsek ke mobilku bahkan sebelum aku keluar dari mobilku.




Tidak ada sepatah kata pun terucap dari bibir mungilnya, tidak ada suara lain, selain deru dua-belas-silinder yang terdengar sayup dan desah nafas kami bertiga. Sesekali dalam hening itu kudengar suara R134 terkompresi menuju ke evaporator dan menghembuskan udara dingin di ventilator tengah mobil full-size itu.

Dalam hening kami berbicara, dalam setiap gerakan tubuhnya mengisyaratkan rindu dan juga cinta yang tidak pernah putus, dan dalam setiap hembusan nafasnya seakan mengatakan Is brea liom tu, setiap saat. Kulepas dekapanku kepada gadis itu, kugenggam tangannya, aku tersenyum saat ia memandangku dengan hangat.




Setelah itu kupasangkan cincin di jari manis kirinya dan juga gelang dengan bandul hati tersebut di pergelangan tangan kirinya. Sekali lagi ia menciumku dan ia terlihat lebih tegar saat ini, setidaknya itu yang kulihat dari senyuman manis dan tulus yang ia lemparkan kepadaku. Kuharap ia akan selalu setegar ini seterusnya, itu yang kuucapkan di dalam hati, meskipun berat tapi aku memang harus melepaskannya.

Sejurus ia lalu mengambil sebuah USB Flash Disk dari sakunya dan menyerahkannya kepadaku, ia mengatakan bahwa aku bisa membukanya saat aku merindukannya, ya merindukan apapun tentangnya. Entah apa isinya, tetapi dari kata-katanya aku benar-benar mengerti apa isi UFD ini. Aku segera mengamankan UFD ini, aku tidak ingin hal pribadi tentang Cauthelia tersebar kemana-mana, aku tahu ini benar-benar bodoh tetapi aku memang merindukan segalanya tentang gadis ini.




Lalu kuantarkan ia kembali ke orang tuanya, kubukakan pintu kanan belakang mobil tersebut, dan kututup hingga soft closed atau vacuum door pada pintu itu berfungsi. Ia lalu menurunkan kaca mobil tersebut dan melambaikan tangan dengan tersenyum, meski sedih ia terlihat lebih tegar saat ini. Aku melambaikan tangan ke arahnya hingga mobil tersebut tidak tampak lagi di jangkauan terbatas mataku.

Kulangkahkan kaki dengan gontai kemobil yang Triple Way Catalytic Conventer-nya dihembuskan SxOx dan CxOx sejak tadi, lalu aku duduk di dalam kursi pengemudi. Aku menangis, ya aku menangis di dalamnya, aku tidak kuasa untuk menahan perasaanku bahwa aku masih sangat membutuhkan Cauthelia.




Deg, detak jantungku berdetak cepat waktu itu, apa maksud gadis ini? Pikirku dalam hati. No more event horizon, ujarku dalam hati, no more blackhole, aku meyakinkan diriku. Tetapi tidak pernah aku mendengar perkataan yang begitu manja dan begitu menggoda kepadaku. Kumohon, janganlah jadi Elya kedua dalam hidupku, jadilah Nadine yang seperti biasa.

Empat puluh menit kemudian, aku tiba kembali di rumahku, saat itu yang pertama kali kulakukan adalah naik ke kamarku dan memasukkan segala isi dari UFD tersebut ke dalam Workstation yang berada di kamarku. Saat kubuka file yang berisi di dalam sana, luar biasa UFD sebesar 4 GB itu isinya penuh dengan segala hal tentang Cauthelia. Ada folder yang berisi suara gadis itu sedang bernyanyi, tetapi mataku terhenti saat aku melihat salah satu folder dengan judul Naughty Pic and Video. Aku membukanya, dan deg, detak jantungku pun berdetak sangat kencang.

Tags: baca cerita Kembalilah Chapter 53 (Masa Terberat Harus Dilalui) bahasa Indonesia, cerpen Kembalilah Chapter 53 (Masa Terberat Harus Dilalui) bahasa cerpen Indonesia, baca Chapter 53 (Masa Terberat Harus Dilalui) online, Chapter 53 (Masa Terberat Harus Dilalui) baru ceritaku, Kembalilah Chapter 53 (Masa Terberat Harus Dilalui) chapter, high quality story indonesia, Kembalilah cerita, cerpen terbaru, storytelling indonesia, , Storytelling

Cerita Lainnya Yang Mungkin Anda Suka

Comments (0)

Sorted by