Global Notification

Mau Menulis Karya Mu Disini Sendiri? Klik Disini

- Chapter 84 (Rasa Untuk Aerish)

Lihat semua chapter di

Baca cerita Kembalilah Chapter 84 (Rasa Untuk Aerish) bahasa Indonesia terbaru di Storytelling Indo. Cerita Kembalilah bahasa Indonesia selalu update di Storytelling Indo. Jangan lupa membaca update cerita lainnya ya. Daftar koleksi cerita Storytelling Indo ada di menu Daftar Cerita.

SEBENTUK RASA UNTUK AERISH (YANG TERSISA) (BAGIAN 8)


Disela kesibukan Cauthelia saat itu, entah mengapa aku berpikir, mengapa aku repot-repot melakukan ini, padahal aku sudah memiliki Cauthelia dan juga Nadine saat ini. Apakah benar, rasa itu masih ada dan tersimpan untuk Aerish? Entahlah, aku tidak bisa menjawabnya, yang pasti Cauthelia tengah melakukan sesuatu yang benar-benar membuatku merasa merinding saat ini. Sesekali aku memintanya untuk berhenti karena tidak mungkin terus melakukan ini di bahu jalan.

Setelah sekitar lima belas menit kemudian, munculah BMW E90 milik Dika, saat itu ia melaju pelan dan memarkirkan mobilnya di belakangku. Saat itu pula Cauthelia menyudahi kegiatannya dan tersenyum kepadaku, diakhiri dengan menjulurkan lidahnya, sungguh terlalu, ujarku dalam hati.

Aku turun dari kursi pengemudi dan menghampiri Dika yang saat itu juga keluar dari kursi pengemudi, ia memandangku dengan sedikit tertunduk, tidak ada kesombongan dari laki-laki itu, tetapi satu hal yang patut kupuji adalah sikapnya yang sportif dan mengakui semua kekalahannya, meskipun ia agak sombong pada awal tadi, itu tidak masalah, ujarku dalam hati.

“Loe beneran jago Tam, sorry gue udah ngeremehin loe,” ujarnya dan menjulurkan tangan kanannya kepadaku, aku menjabatnya dengan pasti, “sama-sama ya, setidaknya gue jadi cepet sampe di Bandung,” ujarku dan tersenyum kepadanya.


Kami saling berpandangan, sama-sama berpikir apakah mungkin kami mengikuti kemana Dika pergi, atau kita memutuskan untuk pergi sendiri ke tempat yang kami tentukan. Entah, ada rasa takut di dalam diriku apabila tetap berada bersama Dika, terlebih matanya tidak pernah lepas memandang Cauthelia dengan wajah yang memerah, ada rasa cemburu menyelimutiku saat ia melakukan itu.

Setelah kupikirkan, lebih baik kami yang menentukan sendiri dimana tempat yang cocok untuk beristirahat ketimbang harus mengikuti kemana Dika pergi. Banyak kemungkinan yang akan terjadi apabila aku mengikutinya, terlebih kemungkinan terburuknya adalah ia masih penasaran kepada Cauthelia, dan jelas saja aku tidak menginginkan hal itu terjadi.

Kami memutuskan untuk pergi ke tempat yang ramai saja, ya pergi ke daerah Cihampelas adalah keputusan yang tepat menurutku, kami akhirnya menuju ke salah satu restoran cepat saji milik Amerika Serikat yang berada di sana. Daripada harus menuju ke tempat Dika, ini adalah hal teraman yang harus kulakukan saat ini.

Kami duduk berlima di sana, aku berseberangan dengan Dika, sementara Cauthelia, Nadine dan Aerish duduk terpisah dari kami, aku sengaja memberikan mereka jarak. Untuk perkara memesan makanan, aku percayakan kepada Cauthelia, ia yang jalan ke sana, tetapi lagi-lagi aku harus menahan perasaan saat banyak mata memandang nakal lekuk tubuh Cauthelia yang saat itu menggunakan rok rample setengah paha dan juga kaus yang cukup ketat membentuk gumpalan lemak kembar itu.

“Udah Tam, loe nikmatin aja punya cewek bohay,” ujar Dika, ia memecah keheningan, “gue juga ceweknya kok,” sahut Aerish seakan tidak mau kalah, “terus gue juga,” ujar Nadine sambil mengerucutkan bibirnya.


Tidak lama kemudian, Cauthelia datang dan membawakan makanan hanya untukku dan untuknya, sementara untuk Aerish, Nadine, dan Dika ia meminta bantuan dari waiter restoran tersebut. Gadis itu malah duduk di sebelahku dan hanya memperhatikanku untuk makan malam saat itu. Hal tersebut membuat Dia hanya bisa memandang gadisku dengan wajah yang memerah, tetapi Cauthelia sama sekali tidak memandangku.

Ia hanya mengeluarkan gesture yang menurutku cukup menggoda, tetapi aku tahu ia melakukan semua itu tidak sengaja, tetapi hal berbeda kulihat pada Dika, ia memakan makanannya dengan cukup gelisah sambil memperhatikan gadisku. Elya, apa lagi yang kau mainkan saat ini sehingga Dika begitu memperhatikanmu.

“Séducteur-né,” ujarnya pelan, “excusez-moi?” tanya Cauthelia sambil memandang skeptis Dika, “Je l'ai dit vous êtes séducteur-né,” ujar Dika pelan.

Tags: baca cerita Kembalilah Chapter 84 (Rasa Untuk Aerish) bahasa Indonesia, cerpen Kembalilah Chapter 84 (Rasa Untuk Aerish) bahasa cerpen Indonesia, baca Chapter 84 (Rasa Untuk Aerish) online, Chapter 84 (Rasa Untuk Aerish) baru ceritaku, Kembalilah Chapter 84 (Rasa Untuk Aerish) chapter, high quality story indonesia, Kembalilah cerita, cerpen terbaru, storytelling indonesia, , Storytelling

Cerita Lainnya Yang Mungkin Anda Suka

Comments (0)

Sorted by