Global Notification

Mau Menulis Karya Mu Disini Sendiri? Klik Disini

- Chapter 81 (Rasa Untuk Aerish)

Lihat semua chapter di

Baca cerita Kembalilah Chapter 81 (Rasa Untuk Aerish) bahasa Indonesia terbaru di Storytelling Indo. Cerita Kembalilah bahasa Indonesia selalu update di Storytelling Indo. Jangan lupa membaca update cerita lainnya ya. Daftar koleksi cerita Storytelling Indo ada di menu Daftar Cerita.

SEBENTUK RASA UNTUK AERISH (YANG TERSISA) (BAGIAN 5)


Ia hanya menggunakan handuk yang sangat ketat dan minim, luar biasa godaan dari Nadine kali ini, entah mengapa aku seakan tidak bisa menolak pesona dan kecantikan gadis yang saat itu tersenyum dan menggodaku kini. Ia membuka handuknya tanpa canggung dan mulai mendorongku hingga terbaring di ranjangnya.

Ia merangkak di atasku, mencoba menggodaku dengan lebih intens, aku sedikit menghela nafas, sebenarnya aku berharap kejutan apa yang akan diberikan oleh Nadine saat ini. Ia membuka kemejaku dengan gerakan yang menggodaku, luar biasa, ujarku dalam hati, entah apa yang menyebabkanku hanya diam dan tidak bergeming dengan apa yang ia ingin lakukan kepadaku.




Aku terhentak saat ia menciumku, ia lalu menindihku dengan penuh gairah, tangannya aktif bermain di ujung saraf parasimpatikku yang paling sensitif, dan ia sudah terbiasa melakukan itu sejak beberapa hari belakangan ini. Aku juga mencintainya, tetapi bukan seperti ini yang kuharapkan, meskipun kusdari mobil tidak akan bisa berjalan meski mesin revv up hingga 19,000 RPM a la mesin sepuluh-silinder Formula 1.

Dengan sedikit kesulitan, akhirnya ia bisa menanggalkan seluruh pakaianku. Ia sudah paham betul dengan apa yang kurasakan saat ini, ya aku menikmati setiap sentuhan dan cumbuan yang ia lakukan kepadaku. Ia lalu menurunkan kepalanya perlahan dan ia mulai mencoba memberikan stimulasi di titik paling sensitif tersebut.

Satu jam kemudian, dengan penuh peluh dan juga desahan nafas yang menderu mengisyaratkan suatu kelegaan, gadis itu menyandarkan seluruh tubuhnya di tubuhku. Rambutnya acak-acakan, bahkan masih ada sisa sesuatu berwarna putih di wajahnya, tetapi ia tidak peduli dengan itu semua.







Aku tersenyum mengingat hal itu, ternyata itu adalah perasaan cemburu gadis ini kepada Aerish saat itu. Kubelai lembut rambut gadis yang sedang tertidur di atas dadaku kini, ya kini Nadine adalah hartaku yang paling berharga dan paling tak ternilai. Hal tersebut makin menjadi semenjak peristiwa gila hari ini, ya ia benar-benar menjadikan diriku satu-satunya untuknya.

Perasaan apa yang kurasakan saat ini? Entahlah, tahap ini sudah membuatku masuk semakin dalam ke perasaan dan hati gadis ini. Tidak ada sesal yang terlihat dari wajah gadis ini, hanya senyum kebahagiaan yang sejak tadi kuperhatikan, padahal ia bukanlah orang yang menjadi prioritas untukku kini. Tetapi mengapa ia begitu bahagia setelah hal tadi terjadi? Tanyaku di dalam hati, dengan seribu tanya yang mendesak otakku untuk berpikir.

Satu jam kemudian aku terbangun, ya ternyata aku juga tertidur, sementara gadis ini juga masih tertidur polos dengan pulasnya, jujur aku sangat merindukan Cauthelia, karena aku sering melakukan ini bersamanya. Tetapi wangi ini bukanlah milik gadis itu, wangi ini milik Nadine yang khas dan sudah sangat meresap di jiwaku.




Tanpa banyak kata-kata ia menciumku lagi dengan sangat hangat, dan ia mulai bermain lagi dengan salah satu bagian tubuhku. Tidak Nadine, bukan saatnya untuk melakukan ini lagi, ujarku dalam hati, tetapi sulit untuk menahan gadis itu untuk melakukan itu lebih jauh, kutahan ia untuk tidak berbuat lebih buruk lagi, setidaknya untuk saat ini.

Satu setengah jam kemudian, setelah ia mandi, ia menuju ke dapur untuk memasak makan malam. Ya ia memasakkanku masakan sederhana tetapi aku sangat suka, sayur asem lengkap dengan tempe goreng dan juga sambal terasi. Gadis ini benar-benar tahu selera masakanku, dan kami pun memakan masakan tersebut hingga selesai.

Jam 2200, aku memutuskan untuk pulang ke rumah, dan ia bersedia mengantarkanku pulang ke rumah saat itu. Sepanjang perjalanan pulang, aku masih selalu terkenang dengan Cauthelia, apa kabarnya ya gadis itu? Tanyaku dalam hati, terkadang aku berpikir tentang Rahmat yang saat ini masih berada di dekatnya, ya aku khawatir.

Sesampainya di rumahku, Nadine kuminta untuk pulang, karena aku juga tidak ingin ia berada di dalam rumah alih-alih takut orang tuaku tiba-tiba pulang malam ini. Nadine mengangguk mengerti, ia pun langsung bertolak setelah mencium bibirku dengan hangat. Aku menghela nafas setelah deru L13A miliknya sudah menghilang dari jangkauan dengarku, aku pun langsung masuk ke rumah, dimana aku hanya mandi pagi saja di sini.

Aku langsung mandi dan bersiap untuk tidur malam ini, saat kurebahkan tubuhku di atas ranjang, wangi Cauthelia masih sangat menempel di bantal dan juga selimutku. Kuperhatikan sekitar dan kupejamkan mata, saat itu aku benar-benar merasakan presensi gadis itu merasuk dan memenuhi relung di jiwaku.

Pagi datang dengan cepat, jam tubuhku sudah diatur untuk selalu bangun di bawah jam 0500, dan ini sudah menunjukkan pukul 0450, saatnya untuk mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah, ujarku di dalam hati. Setelah mandi aku bergegas mempersiapkan semua buku untuk pelajaran hari ini, setelah itu aku menuju ke meja makan untuk memakan sarapan sederhana, corn flakes dengan susu UHT rasa plain.

Sedikit terkejut saat ayahku menelepon bahwa ia harus terbang ke Medan untuk menyelesaikan proyek pembebasan Lahan Kelapa Sawit di sana. Aku menjawabnya dengan agak malas, ya kuakui aku rindu kedua orang tuaku akhir-akhir ini, mereka sepertinya sedang sibuk dengan urusan mereka. Bukan karena mereka menginginkan keuntungan tetapi memikirkan nasib ribuan karyawan yang digawangi oleh perusahaan tempat Ayahku kerja sekarang.

Sekilas mengenai Ayahku, beliau adalah sosok hebat yang menurutku sangat gigih dalam mempertahankan prinsipnya. Saat ini ia dipercaya memegang keuangan sebuah perusahaan perkebunan swasta besar yang berpusat di Jakarta. Meskipun terkadang ini dan itu bukanlah tugas Beliau, tetapi ia selalu mengerjakan semuanya, menurutnya, ia dan semua orang selain pemilik adalah karyawan yang harus disejahterakan.

Jam 0605 aku bertolak dengan sepeda motor 125cc pinjaman dari Ayahku, semua hal tentang Cauthelia tiba-tiba terkenang. Bahkan semalam aku tidak sempat menanyakan kabar gadis itu, sehingga ada perasaan takut dan gelisah yang bercampur jadi satu saat kulajukan sepeda motor ini dengan kecepatan konstan 60 Kmh.

Apa kabarnya kamu sayang? Ujarku dalam hati saat aku sudah tiba di sekolah, hawa pagi ini mengingatkanku akan kenangan sembilan hari terindah yang pernah kualami dengan gadis itu, ya Cauthelia Nandya. Aku adalah murid pertama yang tiba di kelas, dan itu selalu terjadi memang.




Aku memakan sandwich yang diberikan oleh Aerish dan aku sangat menyukainya, entah mengapa. Padahal isinya hanya daging sapi asap, keju, telur mata sapi, tomat dan juga selada, tetapi aku menyukai caranya memanggang rotinya sehingga lebih renyah, ditambah ada rasa salted butter Elle &Vire yang ia oleskan di roti yang ia potong segitga tersebut.

Tags: baca cerita Kembalilah Chapter 81 (Rasa Untuk Aerish) bahasa Indonesia, cerpen Kembalilah Chapter 81 (Rasa Untuk Aerish) bahasa cerpen Indonesia, baca Chapter 81 (Rasa Untuk Aerish) online, Chapter 81 (Rasa Untuk Aerish) baru ceritaku, Kembalilah Chapter 81 (Rasa Untuk Aerish) chapter, high quality story indonesia, Kembalilah cerita, cerpen terbaru, storytelling indonesia, , Storytelling

Cerita Lainnya Yang Mungkin Anda Suka

Comments (0)

Sorted by