Global Notification

Mau Menulis Karya Mu Disini Sendiri? Klik Disini

- Chapter 69 (Buku Harian Cauthelia)

Lihat semua chapter di

Baca cerita Kembalilah Chapter 69 (Buku Harian Cauthelia) bahasa Indonesia terbaru di Storytelling Indo. Cerita Kembalilah bahasa Indonesia selalu update di Storytelling Indo. Jangan lupa membaca update cerita lainnya ya. Daftar koleksi cerita Storytelling Indo ada di menu Daftar Cerita.

BUKU HARIAN CAUTHELIA (BAGIAN 5)





Ya, ada rasa bahagia melihat mereka bertiga akur dan tampak bersahabat, dan untuk pertama kalinya kulihat Aerish, yang saat ini adalah kekasihku, terlihat begitu akrab dengan Cauthelia. Entah mengapa, tetapi kurasakan ada kedamaian di bawah hujan yang deras mengguyur pagi itu.

Sepertinya guru mata pelajaran hari ini banyak yang tidak masuk, karena hujan deras pagi ini ternyata menggenangkan banyak area di kotaku. Saat semua temanku masuk ke kelas, aku hanya duduk di depan kelas bersama gadis yang amat kucintai, Cauthelia Nandya. Ya aku sadar, bahwa sebentar lagi ia pasti akan pulang ke Semarang, dan aku hanya akan ada sendiri di sini.

Nadine memberitahukan kepadaku bahwa hari ini bisa dipastikan guru di kelasku kosong, ya itu adalah berita yang sangat bagus untukku. Aku mengajak Cauthelia untuk menuju kantin di cuaca yang masih hujan pagi itu. Semua kenanganku seakan kembali kepada masa beberapa hari yang lalu, saat ia masih bersekolah di sini. Kami lalu duduk di kursi, saling berhadapan.




Aku tersenyum melihat gadis itu akrab dengan sahabatnya, aku lalu memesan tiga cangkir teh panas untuk kami. Kiara sedikit kaget ketika ada secangkir teh panas disuguhkan kepadanya. Aku sekilas melihatnya tengah melihatku dikala Cauthelia mengajakku berbicara, tetapi aku tidak peduli dengan gadis itu.

Cukup lama kami berada di sana, dan beberapa kali Kiara kepergok tengah memandangku, tetapi aku membalasnya dengan tatapn skeptis. Aku sudah memiliki dua kekasih, hello, ujarku dalam hati. Hingga tibalah jam istirahat, dimana hujan masih mengguyur bumi dengan ganasnya.

Angin siang itu seakan mengembuskan kenangan yang hilang, dan ia telah kembali kehadapanku. Tidak hentinya aku memandang gadis itu dengan senyuman. Terkadang ia berbicara dengan Kiara, terkadang ia begitu antusias berbicara denganku, terkadang wajahnya memerah saat aku terus menerus memandang gadis itu.




Jujur saja, aku sangat kesal dengan perkataannya yang menghina dan melecehkan Cauthelia, untunglah gadis itu bisa menenangkan emosiku. Aku semakin jatuh hati kepada gadis itu, selain ia bisa memberikanku kenyamanan, ia ternyata juga bisa meredakan amarahku, dan tidak lama kemudian tibalah kami di ruang kepala sekolah.

Kepala Sekolah langsung memberikan surat rekomendasi kepada Cauthelia, dan saat itu gadis itu dipersilakan untuk pulang. Aku pun meminta izin kepada Kepala Sekolah untuk meninggalkan sekolah lantaran guru mata pelajaran tidak ada yang masuk hari ini. Kepala Sekolah tersebut sedikit berpikir, tetapi akhirnya mengizinkanku dengan alasan aku harus segera mengantar Cauthelia ke bandara sore ini.




Aku menghela nafas panjang saat kunyalakan mesin mobil tersebut, sejurus semua mata melihat ke arah mobil tersebut. Karena kalau pergi dari tempat parkir berkanopi maka aku harus melewati lorong dimana banyak terdapat kelas di sana. Sudahlah, tidak ada yang tahu siapa pengemudi mobil ini juga.

Setengahnya, aku sedikit malas pulang ke rumah, karena tetap saja bulan ini aku harus betah sendirian di rumah karena kedua orang tuaku sedang banyak pekerjaan. Sementara adikku lebih memilih tinggal di Surabaya dan ikut bersama Tante di sana, sudahlah, ujarku dalam hati, setidaknya saat ini ada Cauthelia yang selalu ada di sampingku.

Lima belas menit kemudian, di bawah guyuran hujan yang sangat deras, aku tiba kembali di rumahku, seperti biasa, aku parkirkan mobil Ayahku di garasi, dan aku langsung memasang rem parkir dengan menginjaknya. Cauthelia memandangku lalu ia membuka satu persatu kancing baju seragam yang ia buka.

Jujur saja wangi tubuh gadis itu langsung menyeruak dan memenuhi kabin mobil full size itu. Aku sedikit terkejut saat ia melakukan itu dan ia benar-benar melepas seragam SMA tersebut dan membenahi rambutnya dengan menarik tangannya ke belakang, jujur saja aku terdiam dan terpaku melihat gadis itu yang mencoba menggodaku.




Satu jam kemudian hanya dengan menggunakan pakaian yang masih tersisa, kami masuk ke dalam rumah, siang itu hujan masih saja deras membasahi bumi. Gadis itu tampak santai berjalan di ruang tengah dan ia langsung menuju ke kamarku di atas, setelah ia mencuci tangan dan kakinya, ia lalu menuju ke ranjangku dan menarik selimut, tidak butuh waktu lama ia pun tertidur di siang itu.

Andai engkau sudah resmi menjadi Istriku, aku pasti akan menjadi Suami paling bahagia sedunia, bathinku berkata demikian sambil aku tersenyum kepadanya. Aku duduk di kursiku kembali dan mengambil diary Cauthelia yang masih berada di meja tempatku meletakkannya tadi pagi, kubuka penanda halaman selanjutnya.




Kejutan apa lagi yang akan kulihat di diary ini? Tanyaku di dalam hati, ku gerakkan tubuhku untuk beranjak dari kursi, dan aku duduk di sebelah gadis yang sedang tertidur pulas tersebut. Di bagian pipinya masih terdapat sesuatu berwarna putih, entah apa itu, mungkin ia lupa membersikannya, sejurus kemudian aku mengambil tissue dan membersihkannya, dan aku melanjutkan membaca diary tersebut.

Tags: baca cerita Kembalilah Chapter 69 (Buku Harian Cauthelia) bahasa Indonesia, cerpen Kembalilah Chapter 69 (Buku Harian Cauthelia) bahasa cerpen Indonesia, baca Chapter 69 (Buku Harian Cauthelia) online, Chapter 69 (Buku Harian Cauthelia) baru ceritaku, Kembalilah Chapter 69 (Buku Harian Cauthelia) chapter, high quality story indonesia, Kembalilah cerita, cerpen terbaru, storytelling indonesia, , Storytelling

Cerita Lainnya Yang Mungkin Anda Suka

Comments (0)

Sorted by