Global Notification

Mau Menulis Karya Mu Disini Sendiri? Klik Disini

- Chapter 65 (Buku Harian Cauthelia)

Lihat semua chapter di

Baca cerita Kembalilah Chapter 65 (Buku Harian Cauthelia) bahasa Indonesia terbaru di Storytelling Indo. Cerita Kembalilah bahasa Indonesia selalu update di Storytelling Indo. Jangan lupa membaca update cerita lainnya ya. Daftar koleksi cerita Storytelling Indo ada di menu Daftar Cerita.

BUKU HARIAN CAUTHELIA (BAGIAN 1)


Aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi, ya bersama Cauthelia di dapur rumahku sendiri, aku bermesraan dengannya, dan yang lebih parahnya aku tidak memperhatikan Nadine yang saat itu berada di meja makan. Seharusnya kita makan malam bukan bermesraan, ujarku dalam hati, tetapi rasa rinduku kepada gadis ini jauh di atas segalanya, dan setelah aku bisa memberikan apa yang Cauthelia inginkan, akhirnya ia menggunakan lagi pakaiannya dan kami menuju ke depan.




Kami memakan masakan itu dengan lahap, masakan Cauthelia benar-benar sangat luar biasa, cita rasa yang sangat otentik khas Lamongan dipadukan dengan pemilihan bahan yang baik dari gadis berambut panjang dan bergelombang ini. Tidak butuh waktu lama, kami menghabiskan nasi dan juga soto yang disuguhkan Cauthelia.

Satu hal mengenai gadis tersebut, ia sangat menyukai makanan pedas, aku lihat sampai mangkuk sotonya agak kemerahan karena terlalu banyak sambal. Lalu, setelah ia makan masakan yang terlalu pedas, maka bibirnya otomatis akan menjadi kemerahan, persis seperti ia menggunakan pemoles bibir.




Setelah itu Nadine pun pulang dari rumahku, ia kembali ke rumahnya lantaran mobil yang ia gunakan milik kakaknya dan harus segera dikembalikan. Kuantar gadis itu sampai ke pintu garasi, di sana ia menciumku dengan sangat lembut dan hangat, dengan wajah yang masih memerah, ia lalu pergi meniggalkan rumahku.

Aku menghela nafas panjang, melepas kepergian Nadine, entah mengapa hari ini begitu menyenangkan bersama kedua gadis itu, dan saat aku pulang, sudah ada Cauthelia di rumah. Sejurus setelah aku menutup pintu garasi, aku langsung masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rumahku, terdengar suara air gemericik dari kamarku, Elya pasti lagi mandi, pikirku sambil tersenyum.

Kulangkahkan kakiku menuju ke atas, dan saat aku masuk ke kamar, betapa terkejutnya aku bahwa gadis itu mandi tanpa menutup pintu kamar mandi tersebut. Pemandangan yang luar biasa menggoda tercitrakan di depanku, gadis itu bukannya menutupi tubuhnya malah sengaja menari manja di depanku. Aku menghela nafas panjang, ingin rasanya kakiku melangkah dan menjauhi gadis itu tetapi kurasa sudah terlambat, di depannya kecepatanku adalah c, asal jangan masuk ke black hole, tiba-tiba pikiranku berkata demikian.

Setelah kegilaan hampir dua jam, gadis itu pun tertidur di dadaku, seperti biasanya. Dadaku sudah pernah menjadi alas tidur untuk Cauthelia dan juga Nadine. Kulihat jam di ponselku, sudah menunjukkan pukul 0122, sudah dini hari, ujarku dalam hati. Sekilas aku juga melihat buku diary Cauthelia yang masih tersimpan rapi di rak buku kaca yang ada di seberang ranjangku.

Kuletakkan tubuh Cauthelia perlahan dan aku pun dengan sedikit mengendap menuju ke rak buku itu. Kuraih diary yang tempo hari ia berikan kepadaku. Saat aku membukanya, kulihat tulisannya sangat rapi, padahal diary yang mirip jurnal ini cukup tebal dan sudah ditulisnya sejak SD kelas 5. Aku pun melihat ada beberapa pembatas yang menandakan bahwa ada halaman yang cukup spesial di buku tersebut, kubuka pembatas yang pertama.




Deg, seketika detak jantungku berdetak sangat cepat, aku ingat peristiwa di penyebrangan itu, pertengahan Desember tahun 2002, ya gadis berambut panjang bergelombang itu, tetapi tidak ada wangi khasnya. Dia Cauthelia? Benarkah? Aku mulai mengenang apa yang terjadi di masa itu.




Gak mungkin, ujarku dalam hati sambil menutup wajahku dengan kedua tanganku, gak mungkin bocah itu Elya, ujarku dalam hati lagi. Seketika aku memandang ke arah gadis itu, selimutnya sedikit tersingkap, sehingga menunjukkan betapa putih dan bersihnya kaki gadis itu, sudah sudah sudah, aku lalu menggelengkan kepala.

Jujur aku masih tidak percaya dengan apa yang kubaca saat ini, bagaimana mungkin aku benar-benar bertemu dengannya saat itu, dan ia bisa jatuh cinta kepadaku, entahlah. Aku mulai menggelengkan kepala, tanda bahwa aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang telah ia tulis.

Di bagian bawahnya, aku menemukan sebuah catatan kecil, di sana aku tahu, ini adalah tulisan Cauthelia masa sekarang, bukanlah Cauthelia SD. Kuraih catatan kecil yang ditempel menggunakan post-it tersebut, kulihat dengan seksama tulisan-tulisan kecil yang rapih dan indah hasil coretan gadis itu.


Tags: baca cerita Kembalilah Chapter 65 (Buku Harian Cauthelia) bahasa Indonesia, cerpen Kembalilah Chapter 65 (Buku Harian Cauthelia) bahasa cerpen Indonesia, baca Chapter 65 (Buku Harian Cauthelia) online, Chapter 65 (Buku Harian Cauthelia) baru ceritaku, Kembalilah Chapter 65 (Buku Harian Cauthelia) chapter, high quality story indonesia, Kembalilah cerita, cerpen terbaru, storytelling indonesia, , Storytelling

Cerita Lainnya Yang Mungkin Anda Suka

Comments (0)

Sorted by