Global Notification

Mau Menulis Karya Mu Disini Sendiri? Klik Disini

- Chapter 58 (Masa Terberat Harus Dilalui)

Lihat semua chapter di

Baca cerita Kembalilah Chapter 58 (Masa Terberat Harus Dilalui) bahasa Indonesia terbaru di Storytelling Indo. Cerita Kembalilah bahasa Indonesia selalu update di Storytelling Indo. Jangan lupa membaca update cerita lainnya ya. Daftar koleksi cerita Storytelling Indo ada di menu Daftar Cerita.

MASA TERBERAT HARUS DILALUI, BISAKAH? (BAGIAN 8)





Aku hanya terdiam tidak melihat ke arah gadis itu sama sekali, ia lalu berpamitan kepadaku, entah apa yang ia pikirkan saat ini, tetapi aku tidak peduli. Rasa kesedihanku atas kepergian Cauthelia benar-benar membuatku sedih dan tidak dapat melakukan apapun. Sejurus aku menuju ke kamar dan mengambil ponselku, dan aku meneleponnya.

Ada kebahagiaan yang tersirat dalam setiap kata-kataku di telepon, ya aku sangat bahagia mendengar suaranya lagi setelah seharian aku tidak mendengar suaranya. Aku meneleponnya hingga tengah malam, ia menceritakan apa yang terjadi di sepanjang perjalanan, dan yang paling aku ingat adalah, ia memberitahukanku alamat dimana tempat ia tinggal di Semarang. Hal itu sedikit menumbuhkan semangatku untuk esok hari.

Hari pertama tanpa Cauthelia, ya setelah mandi aku sarapan sendiri, karena kedua orang tuaku masih belum kunjung pulang dari pekerjaan mereka. Aku berangkat lebih pagi dari biasanya, dan sesampainya di sekolah aku langsung duduk di kelas, mengenang semuanya yang terjadi. Sejurus Nadine pun datang dengan senyuman yang sangat khas, jujur, aku memang benar-benar mencintai gadis ini saat ini.

Hari ini biasa saja, belajar, mengikuti semua kegiatan yang diberikan oleh guru dengan arus full DC, ya, datar tanpa ada perubahan yang berarti. Sesekali Nadine mencoba menghiburku, tetapi terkadang hal tersebut menjadi kurang nyaman karena Aerish selalu membatasi apa-apa yang kami lakukan.

Sepulang sekolah, aku pun hanya pulang begitu saja tanpa ada hal yang menarik, hanya saja fitnah dari Dino benar-benar mujarab, seisi sekolah mulai mencibirku, memandangku dengan skeptis, mungkin sampah lebih baik daripadaku. Tetapi, apa peduliku, selama itu bukanlah hal yang benar-benar kulakukan, kupikir tidak ada salahnya aku diam, ya diam lebih baik dari seribu kata tanpa arti.

Malam hari, aku menelepon Cauthelia, ia lalu memintaku untuk mengaktifkan Yahoo! Messenger, dan aku menurutinya. Ia memberikanku beberapa foto baru mengenai sekolahnya dan juga fotonya dalam pose yang menggoda. Awalnya aku hanya menghela nafas, tetapi akhirnya aku terpancing dengan ajakannya. Aku mengomentari semua pose dalam fotonya dengan kata-kata yang kubilang cukup nakal, tetapi gadis itu terdengar senang.

Akhirnya aku tertidur, ya dengan playlist video panas yang kuterima dari dirinya dan juga video kegilaan kami. Aneh memang, tetapi aku benar-benar merindukan desahan manja gadis itu, desahan yang membuatku tertidur dengan lelap, dan setidaknya bisa meringankan rindu dan pilu yang masih sangat berat ini.

Esok pagi aku terbangun, rutinitas a la Full Wave DC kembali kulakukan. Tidak ada hal yang menarik, hanya seperti itu saja. Semuanya kuulangi dari hari ini hingga hari Jumat. Aku pun tidak pernah keluar kelas pada saat jam istirahat, aku hanya duduk di kursiku sementara aku makan siang dari bekal yang selalu dibawakan Nadine, meskipun kami sudah terpisah kini, ya semenjak Aerish mengetahui kedekatan kami, ia mengganti posisi duduknya di sebelahku, sementara Nadine terpaut cukup jauh.

Jumat ini, sepulang sekolah hal yang tidak biasa dilakukan oleh Aerish, biasanya ia bersikap ketus kepadaku, kini mulai melunak. Entah apa yang ada di pikirannya, saat aku belum mau beranjak dari kursiku, ia pun menungguku, hingga Nadine sudah keluar dari kelas dan melambaikan tangannya kepadaku, Aerish masih saja duduk di sebelahku, aku tersenyum kepadanya sesekali. Entah mengapa gadis ini tiba-tiba menungguku?

Sejak kepergian Cauthelia, gadis itu selalu pulang terlebih dahulu dengan sikapnya yang ketus, mirip dengan Nadine dulu, tetapi kini tiba-tiba ia merubah sikapnya kepadaku dengan alasan yang aku tidak mengerti. Ia tersenyum manis kepadaku, seperti dulu, tetapi hatiku tidak pernah dapat mengerti dan tidak bisa menjangkau semua yang ia lakukan. Apakah kebaikan ini hanyalah seperti Magnesium dalam UOA, apakah itu sebagai additives pack atau sebagai particulate dari antifreeze coolant yang bocor, entahlah, hanya itu jawaban dari hatiku.




Kami tidak langsung pulang ke rumah, ia memintaku untuk jalan-jalan terlebih dahulu, dan aku menyanggupinya. Ia mengajakku ke sebuah café di dekat rumahnya, di sana suasana memang sudah lebih hangat dari sebelumnya. Bahkan sepanjang perjalanan ia memeluk aku saat dibonceng, sepertinya ada yang berbeda dengan gadis ini, gumamku dalam hati, tetapi aku tidak memikirkan hal itu.

Ia memesankan makanan yang kusuka, ya Pasta, entah mengapa semenjak Bundaku sering memasakkanku Pasta, aku sangat gemar dengan pasta. Biarlah aku dibilang norak, yang penting rasanya enak, setidaknya itu yang selalu kukatakan di dalam hati. Dua puluh lima menit kemudian, pesanan kami pun tiba, suasana yang tadinya menghangat seketika menjadi dingin.




Deg, seketika aku teringat diary Cauthelia yang sejak saat ia serahkan kepadaku belum sempat aku membacanya. Entah mengapa aku bisa lupa, tetapi setidaknya dengan diary dari Aerish aku mengingat bahwa Cauthelia pernah berpesan padaku untuk membuka diarynya. Nanti malam, ya sambil kami melakukan photo sharing via Yahoo! Messenger sehingga bisa lebih seru.

Tags: baca cerita Kembalilah Chapter 58 (Masa Terberat Harus Dilalui) bahasa Indonesia, cerpen Kembalilah Chapter 58 (Masa Terberat Harus Dilalui) bahasa cerpen Indonesia, baca Chapter 58 (Masa Terberat Harus Dilalui) online, Chapter 58 (Masa Terberat Harus Dilalui) baru ceritaku, Kembalilah Chapter 58 (Masa Terberat Harus Dilalui) chapter, high quality story indonesia, Kembalilah cerita, cerpen terbaru, storytelling indonesia, , Storytelling

Cerita Lainnya Yang Mungkin Anda Suka

Comments (0)

Sorted by