ITBM - Chapter 4 (Lanjutan)
Lihat semua chapter di
ITBM
Baca cerita ITBM Chapter 4 (Lanjutan) bahasa Indonesia terbaru di Storytelling Indo. Cerita ITBM bahasa Indonesia selalu update di Storytelling Indo. Jangan lupa membaca update cerita lainnya ya. Daftar koleksi cerita Storytelling Indo ada di menu Daftar Cerita.
Part Ke 4
Aku bangun dari tidur dan bergegas langsung mandi di kamar mandi yang ada dikamar tidurku,
Setelah selesai mandi dan memakai baju kemeja untuk pergi kerja, aku turun kebawah dan menuju dapur, aku melihat sesosok perempuan sedang memasak di depan kompor, dia lalu menoleh ke belakang dan tersenyum padaku,..oh,senyumannya, manis sekali.
Dia lalu menghidangkan telur ceplok dan sarden di meja makan, dan dia juga menghidangkan piring dengan nasinya padaku, lalu kami berdua makan bersama,
“kenapa kamu makan nasi sedikit?’
“tak apa tuan, saya sudah biasa begini”
“sebentar lagi aku mau pergi kerja, kamu gak apa aku tinggal sendirian”
“tak apa”
Setelah selesai makan aku langsung memakai sepatu dan bersiap pergi kerja, dan dia mengikutiku sampai aku naik ke motorku, lalu dia meraih tanganku dan menciumnya.
“hati-hati di jalan ya”
“iya” jawabku dengan hati gembira, rasanya seperti aku sudah punya istri saja.
Lalu aku menghidupkan motorku dan dia melambaikan tangannya dan tersenyum manis, akupun membalas lambaiannya.
Motorku melaju pelan sampai di depan gang, tiba-tiba aku kepikiran.
“kalau dia itu pencuri bagaimana? Bisa habis seluruh isi rumah”
Aku lalu menelpon bapakku.
“pak…ada barang berharga atau duit yang di simpan dirumah?”
“gak ada ndra, duit bapak masukin atm dan atmnya bapak bawa”
“kalo ibu, ada barang ato perhiasan yang dirumah?”
“perhiasan juga dibawa sama ibu,…kayaknya cuma surat tanah aja yang paling berharga di rumah itu”
“bapak simpan dimana surat tanahnya?”
“di laci lemari kamar bapak, kuncinya ada di bawah kasur”
“oh..ok pak”
Motor ku putar balik menuju rumah, dan aku segera berlari masuk ke kamar bapak dan mengambil surat tanah itu, barang-barang yang dirumah ini cuma tinggal peralatan elektronik dan perabotan saja, kalau mau di curi ya ambil sajalah,..paling nanti ketahuan sama tetanggaku.
Kulihat dia baru keluar dari kamar mandi yang ada di sebelah dapur
“ada yang ketinggalan tadi,..aku pergi dulu ya”
“iya” jawabnya sambil tersenyum manis.
Aku pergi meninggalkan rumah dengan perasaan was-was, bagaimana kalau nanti sore aku pulang dan seisi rumah sudah habis di bawa perempuan itu. Aku kemudian menelpon tetanggaku dan bilang kalau ada mobil pick up datang ke rumahku dan membawa barang, langsung saja teriak maling.
Ditempat kerja aku masih selalu memikirkan dia, perempuan itu sebenarnya orang baik atau orang jahat. Seandainya dia orang baik, aku pasti mau jadi suaminya, tapi kalau dia orang jahat, aku hanya bisa berdoa supaya dia bertaubat dan jadi orang baik, jadi aku bisa menerimanya jadi istriku, hehe…..kayaknya ngarep banget ya.
Hari ini sengaja aku pulang lebih awal sekitar jam 4, sepanjang perjalanan hanya ada perasaan was-was kalau seandainya perempuan itu kabur sambil membawa barang-barang dirumah, tapi ada juga perasaan kangen ingin melihatnya, perempuan bermata biru itu memang membuatku tak pernah merasa bosan untuk memandangnya.
Sesampainya dirumah, aku melihat dia sedang nonton TV, dan dia menyambutku dengan senyum manisnya lalu dia menyuguhkan secangkir teh dingin padaku, aku meminum tehnya dibarengi dengan senyuman manisnya membuat teh ini jadi makin manis rasanya.
Tapi sepertinya aku sudah buruk sangka padanya, rumah ini sepertinya terlihat makin bersih dan rapi setelah kedatangannya, cucian juga sudah terlipat rapi, tidak ada piring berserakan dan bau rumah ini jadi wangi bunga melati.
Ah, .. aku jadi merasa bersalah padanya.
“nanti malam kita makan diluar yuk” ajak aku biar dia tidak bosan terus dirumah
“iya”
“oh ,..kamu punya handphone?”
Dia menggelengkan kepala
“sekalian nanti aku beli handphone buat kamu ya”
“iya,..terima kasih ”
Setelah minum teh aku tiduran saja di sofa sambil main hape, kulihat dia pergi keluar sambil membawa ember kecil berisi air, dia menyiram tanaman di depan rumah. Untungnya pagar rumah ini tinggi dan tidak kelihatan dari luar, jadi orang yang lewat tidak bisa melihatnya.
Melihatnya menyiram dan membelai bunga dengan penuh kasih sayang membuatku makin jatuh hati padanya.
Malam harinya aku sudah bersiap tampil rapi dan wangi untuk mengajaknya keluar rumah, dan tak lama kemudian dia muncul dengan menggunakan dress lengan panjang berwarna biru muda dan celana panjang yang senada, pakaian punya Icha ternyata pas di tubuhnya,..cantik sekali, rasanya gak malu-maluin kalo diajak jalan-jalan.
Kuhidupkan sepeda motorku kemudian dia naik dibelakang dan memelukku,..rasanya jok motor ini makin empuk saja apalagi di punggungku rasanya seperti ada benda kenyal yang menempel…waduh!,…si otong mulai bereaksi ni.
Motorku melaju pelan saja, menikmati pelukan yang hangat dan sensasi guncangan polisi tidur membuatku tak ingin cepat sampai ujuan. Setengah jam kemudian aku mengajaknya makan malam di angkringan nasi uduk pinggir jalan dan seperti biasa, dia hanya makan sedikit saja.
Setelah selesai makan, aku mengajaknya pergi ke konter handphone di pusat kota, berbagai macam handphone tersedia disana,
“kamu mau handphone yang mana?” sebenarnya aku agak ragu menanyai dia seperti itu, bagaimana kalau dia memilih handphone yang paling mahal. Tapi jawabannya benar-benar diluar dugaanku.
“terserah tuan saja, yang biasa saja tak apa”
Ternyata selain cantik, baik hati, dan mulutnya manis, dia juga gak matre, benar-benar calon istri idaman.
Singkat cerita jam 9 malam, kami sampai di rumah
“nanti kalau ada apa-apa, langsung telpon saja ya”
“iya”
“kok wajahmu kayaknya agak pucat?”
“tak apa tuan”
“ya sudah, istirahat ya, aku juga mau tidur”
“iya”
Aku mengantarnya ke kamar Icha dan membukakan pintu untuknya, dia masuk lalu duduk di tepi kasur kemudian dia menatapku dan menepuk pinggir kasur, sepertinya dia ingin aku ikut duduk di sebelahnya, tapi aku hanya tersenyum padanya dan menutup pintu lalu naik ke kamarku.
POV SITI
"kok dia pergi lagi? Tidak bisa dibiarkan ini…aku harus segera mengambil nyawanya, kalau begitu kudatangi saja dia dikamarnya lalu aku akan merayunya dan membuatnya menyetubuhiku."
Diatas kasurku lagi-lagi aku tidak bisa tidur, selalu memikirkan dia, dan tak lama kemudian,
“tok…tok.” Pintu kamarku diketuk dari luar, pasti dia yang mengetuk.
“masuk saja” kataku
Pintu terbuka sedikit dan kepalanya nongol di balik pintu tapi dia tidak masuk ke kamarku, lalu dia mengatakan sesuatu yang membuatku merasa heran.
“apa tuan tidak mau memperkosa saya?”
Aku mendengarnya merasa aneh, pertanyaan macam apa itu?
“kenapa kamu tanya kayak gitu?” aku bertanya balik
“emmm,...biasanya kalau sama laki-laki lain, saya sudah diperkosa” aku makin heran dengan jawabannya
“aku bukan orang jahat” jawabku
“emm”
Tanpa kuduga dia malah masuk ke kamarku lalu tidur di samping kiri ku, dan dia memelukku
“apa yang bisa saya lakukan untuk membalas kebaikan tuan”
“gak usaah” jawabku
“emmmm...…tuan mau ini” tangan kiriku ditarik ke arah celana tidurnya dan mendarat di sesuatu yang empuk, kuraba-raba dan ku towel-towel, ohhh kenyalnyaaa,…. seperti kue apem, hanya saja sepertinya jari tengahku merasakan ada belahan di tengahnya. Ohh…ternyata seperti ini bentuknya kenikmatan tiada tara, inilah pertama kalinya aku memegang kemaluan perempuan.
Sisi jahat diriku mengatakan “embat aja cewek ni, dia yang minta” tapi sisi baik diriku mengatakan “jangan bro, gimana kalau dia udah hamil duluan, bisa runyam nanti” waduh! ..benar juga, kalau ternyata dia sudah hamil duluan pasti dia minta aku yang tanggung jawab.
“aku mau, ..tapi kan kita bukan suami istri” kutolak secara halus dan kusingkirkan tanganku dari celananya
“tak apa tuan, saya ikhlas berikan untuk tuan” rayu dia
“jangan begitu,……………….....aku tak ingin menyakitimu” jawabku
POV SITI (berkata dalam hati)
(Oh tidak,…apa tadi dia bilang kalau dia tidak ingin menyakitiku, apa tadi dia mengatakan itu dengan tulus?, bagaimana ini? …seharusnya dia tergoda rayuanku, jadi aku bisa membunuhnya lalu pergi dari sini, tapi kata-katanya, apakah benar-benar tulus dari hatinya?..sudah lama aku menginginkan pendamping hidupku seorang laki-laki yang bisa melindungiku, yang tak ingin menyakitiku dan yang mencintaiku dengan tulus,…apakah dia orang yang selama ini kucari? Bagaimana ini? kalau aku membunuhnya pasti aku akan merasa sangat bersalah. Apa sebaiknya aku pergi saja dari sini, tapi, kenapa aku merasakan aku…..oh tidak, perasaan apa ini? apa aku jatuh cinta padanya?.bagaimana ini bisa terjadi?...aku dan dia ada di alam yang berbeda, tidak mungkin kami bisa bersama,. Aku harus bagaimana? Kalau dia hidup bersamaku, pasti dia akan mati ditanganku karena aku akan menghisap energi kehidupannya, apa yang harus kulakukan? Aku bingung,…hiks…hiks,…cinta ini membuatku bingung….hiks…..hiks……….)
Mendengar jawabanku dia tertunduk diam, kulihat dia meneteskan airmata, sepertinya dia menangis dalam diam dan dia semakin erat memelukku
Tags: baca cerita ITBM Chapter 4 (Lanjutan) bahasa Indonesia, cerpen ITBM Chapter 4 (Lanjutan) bahasa cerpen Indonesia, baca Chapter 4 (Lanjutan) online, Chapter 4 (Lanjutan) baru ceritaku, ITBM Chapter 4 (Lanjutan) chapter, high quality story indonesia, ITBM cerita, cerpen terbaru, storytelling indonesia, , Storytelling
Comments (0)