Global Notification

Mau Menulis Karya Mu Disini Sendiri? Klik Disini

- Chapter 27 (Sembilan Hari Terindah)

Lihat semua chapter di

Baca cerita Kembalilah Chapter 27 (Sembilan Hari Terindah) bahasa Indonesia terbaru di Storytelling Indo. Cerita Kembalilah bahasa Indonesia selalu update di Storytelling Indo. Jangan lupa membaca update cerita lainnya ya. Daftar koleksi cerita Storytelling Indo ada di menu Daftar Cerita.

SEMBILAN HARI TERINDAH (BAGIAN 9)


      Kami tenggelam dalam belaian air laut yang tenang yang membawa cintaku lebih dalam lagi kepada gadis yang bernama Cauthelia ini. Tidak habisnya kukagumi gadis ini, ya kecerdasannya juga membuatku sangat tertarik kepadanya, karena sangat jarang ada gadis yang mengerti Engineering sehebat Cauthelia.

      Waktu berjalan sangat cepat, hingga tidak terasa matahari sudah berada di atas kepala kami. Cauthelia segera menepi dan kami duduk berbasah-basahan di bawah pohon kelapa yang sangat rindang di sana. Ia menyandarkan kepalanya di pundakku. Bajunya yang basah sukses membentuk setiap lekukan tubuhnya dengan sempurna, kugelengkan kepala karena aku tidak ingin berpikir mengenai itu.

      “Kak, Dede pengen deh begini seterusnya,” ujarnya dan mendekap tanganku dengan erat, aku memandangnya dan tersenyum.

      “Kakak juga pengennya begini Dek,” ujarku pelan, “bersama Dede seterusnya, gak kepisah sebentarpun,” ujarku lalu menggenggam tangannya erat.

      “Kak, janji yah nanti kalo liburan maen ke Semarang,” pintanya dengan manja.

      Aku mengangguk pelan, “naek KA14 yah nanti dijemput di SMT ya sayang,” ujarku dan tersenyum kepadanya.

      “Dede masih mau di sini ato mau pulang?” tanyaku kepadanya.

      Ia terdiam sesaat, lalu ia tertunduk, “kalo bisa sih enggak pulang dulu Kak, Dede masih pengen ada di samping Kakak,” ujarnya.

      “Tapi nanti malem Kakak janji sama Aerish,” ujarku pelan.

      Gadis itu menatapku dengan agak sedih, “jam berapa Kak?” tanyanya dengan lembut namum mengisyaratkan kesedihan.

      “Jam tujuh malem Dek,” ujarku pelan.

“Kalo gitu jam empat kita pulang yah Kak,” ujarnya pelan, “Kakak harus tepatin janji Kakak sama Kak Aerish,” ujarnya sedikit sedih, “tapi anterin Dede pulang dulu yah Kak,” ujarnya dan berusaha untuk tetap tersenyum.

      Aku terdiam saat ia mengatakan bahwa ia minta diantarkan pulang. Entah kenapa ada perasaan sedih muncul di hatiku, aku tidak ingin membiarkannya pulang ke rumahnya sore ini, ingin sekali aku memintanya menginap semalam lagi di rumahku, tetapi apa yang kau ingin lakukan Tama? Tanyaku di dalam hati, aku pun tidak bisa menjawabnya.

      “Kak, kok diem?” tanya Cauthelia dengan penasaran.

      Aku menggeleng pelan, “cuma ga bisa bayangin kalo Kakak gak ada Dede gimana,” ujarku tertunduk.

      “Kakak ah, bikin Dede jadi tambah sedih deh,” ujarnya lalu mendekap tanganku lebih erat lagi.

      “Iya Dek, gak tahu nih Kakak lagi melow banget hari ini,” ujarku pelan, “pengen rasanya minta Dede nginep semalem lagi di rumah, tapi enggak mungkin kan,” ujarku pelan.

      “Loh, kenapa Kakak mikir begitu?” tanyanya dengan penuh keheranan.

      Aku terdiam, “soalnya Kakak bukan siapa-siapanya Dede, terus gak enak aja, meskipun hati Kakak kepengen banget,” ujarku pelan.

      “Semalem lagi yah,” ujarnya lalu terdiam, ia melihatku dengan tatapan manja, ia menggeleng pelan, “jangankan sehari, seumur hidup pun Dede mau Kak,” ujarnya tersenyum dengan wajah yang sangat merah.

      “Jadi Dede mau?” tanyaku bersemangat.

      Ia mengangguk pasti, “seperti yang Dede bilang, Dede yakin sama Kakak karena suatu hal,” ujarnya pelan.




      “Kak, kok diem lagi?” tanya Cauthelia mengagetkanku.

      “Enggak sayang, Kakak cuma inget pertama kali Dede papasan sama Kakak pas bawa cokelat dari Dino,” ujarku lalu memandangnya.

      “Eh, kok Kakak tahu itu dari Dino?” tanyanya heran.

      “Sebelum Dino kasih cokelat itu, dia ngomong dulu sama Kakak, makanya Kakak tahu,” ujarku tetap memandangnya.

      “Iyah, pas Dede lewat muka Kakak itu jutek banget,” sungutnya sambil mencubit pelan lenganku, “sok banget gak perhatiin Dede,” sambungnya lagi.

      “Tapi emang Kakak gak perhatiin Dede waktu itu,” ujarku pelan, “karena hati Kakak udah beku, dan cuma ada Aerish waktu itu,” ujarku lagi.


Tags: baca cerita Kembalilah Chapter 27 (Sembilan Hari Terindah) bahasa Indonesia, cerpen Kembalilah Chapter 27 (Sembilan Hari Terindah) bahasa cerpen Indonesia, baca Chapter 27 (Sembilan Hari Terindah) online, Chapter 27 (Sembilan Hari Terindah) baru ceritaku, Kembalilah Chapter 27 (Sembilan Hari Terindah) chapter, high quality story indonesia, Kembalilah cerita, cerpen terbaru, storytelling indonesia, , Storytelling

Cerita Lainnya Yang Mungkin Anda Suka

Comments (0)

Sorted by