Baca cerita
Kembalilah
Chapter 20 (Sembilan Hari Terindah) bahasa Indonesia terbaru di Storytelling Indo. Cerita
Kembalilah
bahasa Indonesia selalu update di Storytelling Indo. Jangan lupa membaca update cerita lainnya ya. Daftar koleksi cerita Storytelling Indo ada di menu Daftar Cerita.
“Kamu Faristama ya?” tanya Kak Rachelia lalu menghampiriku, aku mengangguk, “makasih banget yah udah mau direpotin buat jagain Elya,” ujarnya dan tersenyum ramah.
“Kakak baru pulang dari Bandung?” tanyaku sekenanya.
Ia lalu menangguk pasti, “iya nih, baru pulang dari Bandung,” ujarnya lalu ia memandang ke arahku, “eh tunggu sebentar gak masalah ya?” tanyanya lalu ia masuk ke salah satu kamar.
Belum sempat aku mengatakan apapun, gadis itu sudah menghilang, sudahlah, mungkin tipikalnya memang begitu. Sejurus kemudian, Cauthelia terbangun, ia lalu memandang ke arahku dengan sedikit linglung lalu ia membenani kacamatanya yang agak turun dengan wajah yang sedikit sayu.
“Dede, Kakak mau pulang dulu ya,” ujarku lalu ia memandangku dengan heran.
Aku menggeleng, “Kak Rachelia udah pulang tadi,” ujarku.
Ia tersenyum lega, “kalo gitu, Kakak mendingan cepet pulang deh, ini udah malem, besok jangan lupa jemput Dede yah,” ujarnya dengan wajah yang tetap menunjukkan kesedihan.
Aku beranjak dari sofa tersebut dan tidak lupa berpamitan kepada Kak Rachelia, saat itu Cauthelia mengantarkanku hingga ke garasi mobil. Setelah aku masuk ke mobilku, ia pun melambaikan tangannya kepadaku dengan senyuman yang agak dipaksakan karena kesedihannya yang cukup dalam saat ini. Kumundurkan mobilku keluar dari garasi dan aku pun bertolak untuk pulang ke rumahku.
Hari ini, dua hal yang tidak kuduga datang dalam hidupku, Nadine dan Cauthelia, mereka benar-benar sudah berada di hatiku. Ada apa denganku yang tadinya hanya hopeless man sekarang tiba-tiba menjadi seorang don juan? Tanyaku dalam hati, dan itu terus terngiang di dalam kepalaku.
Setibanya di rumah, aku langsung parkirkan mobil Ayahku di dalam garasi, dan ternyata kedua orang tuaku sudah tertidur. Ini sudah sangat malam, pikirku dalam hati. Sedikit berberes, aku pun segera menuju ke ranjang untuk tidur malam ini. Hari yang sungguh tidak terduga.
Ini sudah pagi, pikirku dalam hati, saat kubuka mata betapa terkejutnya aku melihat Cauthelia tidur di sampingku tanpa busana di dalam selimut. Tidak mungkin, tidak mungkin, tidak mungkin, pikiranku berkecamuk, jantungku terasa sangat cepat saat itu. Sesaat kemudian, ia lalu terbangun sambil memandangku. Aku lihat sekelilingku, ini adalah kamar Cauthelia, tidak mungkin semalam aku sudah pulang.
“Kak,” panggilnya mengejutkanku.
“Iya Dek,” sahutku dengan perasaan yang campur aduk.
“Kakak kenapa?” tanyanya dengan wajah yang sangat polos.
“Semalem kita ngapain, kok bisa?” tanyaku sambil berusaha mengingat peristiwa yang terjadi.
“Masa Kakak lupa sih?” tanyanya dengan wajah yang kembali menggodaku, ia lalu membuka selimutnya dan terlihat semuanya tanpa selembar benang pun.
Ia lalu mendekapku, jangan Elya, kumohon, dalam dekapku ia membisikkan kata-kata cintanya lagi kepadaku. Ada apa sebenarnya, mengapa sampai sebegitunya Elya kepadaku. Aku tergoda, Westinghouse Brake milikku tiba-tiba tidak berfungsi, dan terjadilah apa yang tidak kuinginkan, ada nikmat di dalam sesal.
Cauthelia begitu agresif, hampir aku tidak ada waktu untuk berhenti sejenak. Hancurlah semua ideologiku tentang wanita, ternyata aku juga tidak ada bedanya dengan mereka, ya aku sama saja. Kami menyelesaikan permainan itu begitu lama, hingga pada akhirnya aku menyelesaikannya di dalam tubuh Cauthelia.
Aku terbangun, napasku terengah-engah, dan inilah kenyataan, aku bersyukur, itu hanya mimpi. Kututup wajahku dengan kedua tanganku, kuyakin ini hanya mimpi. Dan ternyata mimpi itu membawaku kepada perasaan yang lebih dalam kepada Cauthelia. Dan saat kulihat selimutku basah, aku menghela napas panjang, dan aku harus mencuci selimut serta sprei ini hari ini. Ternyata rasa itu sampai terbawa ke kenyataan.
Pagi ini seperti biasa, jam 0550 aku menjemput Cauthelia ke rumahnya dimana ia hanya berdua dengan kakaknya. Saat aku tiba di disana, aku sudah disambut oleh gadis berambut panjang itu dengan senyuman khasnya, tidak lupa sweater coklat milikku yang kemarin basah saat ini sudah ia gunakan kembali. Dengan cepat ia menghampiriku, entah apa yang membuatnya ceria pagi ini, seakan sirna semua kesedihannya kemarin.
“Kak, makasih yah, bahkan Kakak hadir dalam mimpi Dede,” ujarnya dengan wajah yang sangat merah.
“Mimpi apaan Dek?” tanyaku penasaran.
“Ada deh,” ujarnya dengan menjulurkan lidahnya.
“Kakak juga mimpiin Dede semalem,” ujarku, saat itu ia cukup terkejut, “mimpi basah Dek,” ujarku pelan, dan ditutup dengan wajahnya yang sangat merah.
“Satu sama yah ka,” ujarnya di telingaku dengan nada yang sangat menggelitik, “lain kali kita lakuin beneran yah ka,” pintanya sambil menarik-narik tanganku.
“Iya sayang, tapi nanti yah abis ijab kabul,” ujarku lalu menyentuh hidungnya dengan telunjukku.
Tags: baca cerita Kembalilah
Chapter 20 (Sembilan Hari Terindah) bahasa Indonesia, cerpen Kembalilah
Chapter 20 (Sembilan Hari Terindah) bahasa cerpen Indonesia, baca Chapter 20 (Sembilan Hari Terindah) online, Chapter 20 (Sembilan Hari Terindah) baru ceritaku, Kembalilah
Chapter 20 (Sembilan Hari Terindah) chapter, high quality story indonesia, Kembalilah cerita, cerpen terbaru, storytelling indonesia, , Storytelling
Comments (0)